Mungkin saat ini di internet ada begitu banyak situs yang membahas tentang kisah tukang tambal ban, yang mana kisah tersebut bisa dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi untuk kita. Misalnya saja kisah pak polisi yang selama 20 tahun nyambi menjadi tukang tambal ban, kisah polwan cantik yang juga nyambi jadi tukang tambal ban, atau kisah Nanik si tukang tambal ban cantik.
Namun dari sekian banyak kisah tentang tukang tambal ban, ada satu kisah yang menurut saya sangat menarik, dimana kisah tersebut terasa sangat menyentuh, dan bagi saya pribadi, kisah ini memberikan motivasi dan semangat dalam menjalani profesi sebagai tukang tambal ban.
Awalnya saya tidak sengaja menemukan kisah ini, bermula ketika saya tidak memiliki ide untuk menulis artikel, sehingga saya memutuskan melakukan pencarian di google dengan kata kunci "Tambal Ban".
Berharap bisa menemukan ide baru, sekaligus mengecek apakah artikel diblog ini sudah banyak yang terindex google, hingga tanpa sengaja membawa saya pada sebuah website yang membahas tentang kisah Mbah Darmi, Nenek tukang tambal ban yang masih tetap semangat bekerja meski diusia senja.
Diusianya yang sudah menginjak 88 tahun, mbah Darmi masih tetap semangat dan bekerja tanpa kenal lelah, menjalani profesinya sebagai tukang tambal ban. Sungguh suatu hal yang sangat mengagumkan, dimana seperti kita ketahui bahwa pekerjaan menambal ban, biasanya dilakukan oleh kebanyakan para kaum pria dan rata-rata masih usia muda.
Tapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi Mbah Darmi, meskipun beliau ini seorang wanita dan usianya tidak muda lagi, namun Mbah Darmi tetap semangat melakukan pekerjaan menambal ban dan melayani orang-orang yang menjadi pelanggannya.
Dari yang saya baca di internet, karena saya sendiri memang belum pernah bertemu dan bertanya langsung kepada Mbah Darmi, disana dikatakan bahwa Mbah Darmi bersama suaminya, mulai membangun usaha bengkel kecil di daerah Berbah, Yogyakarta sejak tahun 1963.
Namun setelah sang suami meninggal, Mbah Darmi terpaksa menjutkan usaha ini sendirian, usaha bengkel tambal ban milik Mbah Darmi ini buka dari pagi hingga sore hari, dan hebatnya lagi Mbah Darmi melakukannya sendiri saja, karena semua anaknya sudah menikah dan ada beberapa yang bekerja di luar kota.
Sebenarnya bisa saja Mbah Darmi berhenti atau pensiun menjadi tukang tambal ban, karena beberapa anaknya sering membantu keuangan untuk kebutuhan sehari-hari, namun Mbah Darmi tidak melakukannya, karena tambal ban sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Selain itu menurut yang saya baca dari website tersebut, Mbah Darmi berkata jika tidak bekerja atau hanya diam di rumah, dia malah takut menjadi sakit-sakitan karena kurang gerak, dan memang benar meskipun bekerja dari pagi hingga sore hari, Mbah Darmi mengaku jarang sakit.
Sedikit cerita tentang kisah Mbah Darmi diatas, menujukan kepada kita, semangat kerja Mbah Darmi yang begitu besar dan tidak hilang meski termakan usia. Sebagai generasi mudah seharusnya kita mencontoh dan meniru semangat yang dimiliki oleh Mbah Darmi.
Selain itu sebagai generasi muda kita seharusnya merasa malu, dimana kita jauh lebih muda dan lebih kuat dibandingkan dengan Darmi, namun tidak sedikit dari kita yang muda-muda ini, justru lebih sering bermalas-malasan dalam bekerja.
Baiklah sobat semuanya, demikianlah pembahasan pada kesempatan kali ini tetang kisah inspiratif dari Mbah Darmi, semoga sedikit informasi ini bisa berguna dan bermanfaat bagi anda semua.
Apakah mbah Darmi ini tidak mempunyai anak cucu ? benar kang kita sebagai generasi muda harus malu dengan semangat mba darmi..
ReplyDeletePunya mas, hanya saja beliau ini belum mau berhenti dan masih tetap mau bekerja selagi masih kuat dan mampu
DeleteSemangat dan etos kerja itu yang patut di tiru ya mas
ReplyDeletebetul mas
DeleteSalut sama semangat mbah Darmi Nggak mau berpangku tangan dihari tua meski sudah selayaknya istrirahat
ReplyDeletekadang kita yang muda-muda ini malah kalah semangat sama Mbah Darmi
DeleteSehat-sehat terus nggih mbah... jadi teringat kemarin ada nenek2 yang juga sudah sepuh sekali keliling jualan rempeyek. Ya saya belilah beberapa. Beberapa waktu kemudian perempuan usia 40 an sehat dan kelihatan segar bugar,datang mengemis.. ga aku kasih hihihi entahlah salah atau benar ...
ReplyDeleteBetul mbak seharusnya kita mencontoh mereka ini dimana usia senja tidak menyurutkan semangat mereka dalam bekerja
DeleteSangat menginspirasi ya mas, meskipun diusianya yang sudah senja namun beliau tetap gigih dalam mencari rezeki.
ReplyDeleteBetul mas, kadang yang muda muda justru bermalas-malasan
Delete